Assalamualaikum, hai, perkenalkan namaku Saadauddaroeni Hidayat yang lebih dikenal dengan sebutan “Adah”. Aku merupakan salah seorang santri putri Al-Baqiyatussholihat angkatan 84 yang lebih tepatnya nama akgkatannya adalah ABADANU. Aku pun salah seorang siswi SMPIT KHR Ma’mun Nawawi angkatan 6. Dan pada saat ini Aku akan berbagi cerita tentang bagaimana pengalaman dan kesanku selama tour di Jogjakarta. Selamat menyimak!
Pada tanggal 29 Mei 2023, tepatnya pada hari senin pukul 00:00 dini hari aku memulai pagi dengan mandi pagi tentunya dan lanjut melaksanakan shalat tahajud. Tak lupa bersiap-siap untuk perjalanan tour yang akan dimulai pemberangkatannya hari ini.
Mengawali pemberangkatan, kami terlebih dahulu berziaroh ke makam pendiri pondok pesantren Al-Baqiyatussholihat, yakni Hadrotu Syaikh KHR Ma’mun Nawawi (Mama Cibogo). Barulah usai itu pada pukul 03:00 kami strat perjalanan, dan tujuan pertama kami adalah ke Makam Sunan gunung Jati, Cirebon.
Saat di bus, aku kebagian bangku no.6. dan aku duduk bersama saudara sekaligus temanku yang bernama Yeni. Awalnya, kita semua nampak diam-diam saja karena mungkin waktu yang pasih sangat pagi, pasti terasa ngantuk. ada yang terlelap tidur, asyik ngobrol, memandangi jalan melalui jendela, dll.
Tiba menjelang waktu subuh, kita telah sampai di Rest Area. Sehingga kita pun melaksanakan sholat subuh berjama’ah dan setelah itu jajan-jajan sebentar. Barulah melajutkan agenda selanjutnya. Namun ketika masih diperjalanan, Teh Erni -Ibu masak kita semua- mencoba menghentikan keheningan di bus dengan berkaraoke. Akhirnya kita pun bersama-sama bernyanyi dan bersholawat bahkan senangnya, guru kami pun –Pangersa Eteh Hj- turut serta bersuara.
Setelah sampai di tujuan pertama dan selesai berziarah ke makam Sunan Gunung Jati, kami beristirahat di tengah perjalanan tepatnya di Rumah Makan daerah Sumedang. Barulah saat menjelang waktu ashar kami semua melaksanakan sholat dzuhur berjama’ah dengan dijamak takdim. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan agenda selanjutnya selama kurang lebih enam jam perjalanan untuk sampai ke Hotel Nugraha, Jogjakarta.
Di esok harinya, pada hari ke-2, Aku bangun pukul 03:56. Ruangan kamar hotel tersasa begitu dingin sehingga sesegera mungkin Aku mematikan AC. Tak lama Aku melangkahkan kaki untuk mandi dan bersiap-siap shalat subuh yang dilanjutkan dengan sarapan pagi.
Tepat pada pukul 08:15 kita sampai di tempat yang sangat indah, yakni Pantai Parang Kritis. Di sana kita jajan dan jalan-jalan sambil menikmati deburan ombak yang syahdu, trik mentari yang hangat, hembusan angin yang spoy-spoy, dll. Tak lupa mengabadikan momentum itu dengan foto-foto, baik bersama maupun selfie.
Angenda berikutnya kita menuju ke Tebing Bereksi. Tempat yang tidak kalah eksotisnya. Tapi sayang aku dan teman-teman tidak sempat naik ke atas, padahal pasti pemandangannya jauh lebih keren kalau berada di atas tebing. Tapi tak apa, di bawahpun kami masih bisa bertadabur alam sambil bermain game dan tukar kado bersama guru-guru.
Setelah itu lanjut perjalanan kami ke Candi. Sebenarnya ada dua Candi yang akan kami kunjungi, namun qodarullah wilayah Candi Borobudur tidak bisa dimasuki karena ada acara. Jadi kami hanya mengunjungi Candi Perambanan. Namun meski demikian kami tetap bersyukur karena di sana banyak pelajaran yang bisa diambil dan kenikmatan yang bisa dirasakan. Alhamdulillah!
Agenda terakhir yaitu ke Malioboro dan berbelanja di pusat oleh-oleh khas kota Jogjakarta. Usai itu kita beristirahat dan dilajutkan dengan bersiap-siap untuk pulang kembali ke Pondok Pesantren tercinta.
Kesan tersirat yang aku rasakan : dapat memetik hikmah di tegah-tengah nikmatnya keindahan alam dan perjalanan
Pesan dariku : Janganlah meremehkan segala yang ada pada sekeliling kita, karena jika kita gali betul-betul, pastilah akan hadir hikmahnya