Gus Faiz Nawawi Kepala Sekolah SMPIT KHR. Ma’mun Nawawi menyerahkan Buku “Peranan KH Raden Ma’mun Nawawi dan Laskar Hizbullah Pada Masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia,” secara simbolis kepada KH. Syatiri Ahmad Kepala Perpustakaan PBNU & Imam Mesjid PBNU, di kantor PBNU Rabu/04/03
dan ditambah dengan didaulatnya Cibarusah (kota kelahirannya) menjadi tuan rumah pusat pelatihan Laskar Hizbullah pada masa revolusi dan reformasi kemerdekaan Indonesia. Disebutkan dalam Majalah Tempo, 18 April 2011, digambarkan adanya fakta perjuangan heroik Laskar Allah dari Cibarusah. Yakni sekitar lima ratus pemuda berkemeja dengan celana tanggung biru berbaris keluar dari barak-barak anyaman bambu. Para calon opsir ini bersiap mengikuti upacara pembukaan latihan Laskar Hizbullah di Cibarusah, Bekasi pada Februari 1945.
Kepala Perpustakaan PBNU menyambubut baik dengan diluncurkannya buku “Peranan K.H Raden Ma’mun Nawawi dan Laskar Hizbullah Pada Masa Revolusi Kemerdekaan Indonesia, bertambah wawasan sejarah ini sangat berarti untuk semua masyarakat untuk mengenal sejarah NU di wilayah kabupaten Bekasi.
Sosok KHR. Ma’mun Nawawi merupakan santri pendiri Nahdlatul Ulama Hadratussyekh KH. Hasyim As’ari,
Dalam situasi segenting itu, semangat literasi Kiai Ma’mun Nawawi melahirkan karya-karya yang memenuhi dahaga masyarkat, terutama masyarakat Sunda. Tidak kurang dari enam puluh tiga karya lahir dari tangan dingin beliau. Karya beliau mencakup keilmuan Islam dalam bidang Hadis, fikih, Falak, Sastra. Pada umumnya karya beliau ditulis dengan menggunakan arab Pegon dan berbahasa Sunda. Salah satunya adalah kitab Bahjat al Wudhuh ini.
Kiai Ma’mun Nawawi wafat pada malam Jum’at 26 Muharram 1395 H pukul 01.15 WIB yang bertepatan dengan tanggal 7 Februari 1975 M di Cibogo pada usia 63 tahun. Pondok pesantren yang didirikannya saat ini diteruskan oleh putranya, KH. Jamaluddin Nawawi. Makam Kiai Ma’mun Nawawi berada di sekitar pesantren dan banyak dikunjungi orang baik dari Bekasi, Banten, atau Bogor, khususnya pada bulan Maulid.